Jumat, 13 Februari 2009

Sosiologi Mortalitas isine opo wae ???

KONSEP SOSIOLOGI MORTALITAS
Menurut WHO dan United Nations, definisi mati adalah keadaan menghilangkan semua tanda-tanda kehidupan secara permanent yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Ada 3 konsep mati, yaitu :
1. lahir hidup (live birth) adalah peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorng ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersbut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot tanpa memandang apakah tali pusat sudah terpotong atau belum.
2. Lahi mati (fetal death) adalah peristiwa menghilangkan tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.
3. Mati (death)
Mortal dapat mati; mematkan; meng. maut; fana.
Mortality kematian, mortalitas
Mortality angka kematian.
Mortality kemungkinan kematian
Mortalitas, bersifat mengurangi jumlah penduduk.
Jadi, sosiologi mortalitas adalah salah satu materi sosiologi demografi yang membahas keterkaitan antara variable social dengan mortalitas (angka kematian) yang bersifat mengurangi jumlah penduduk.
STUDI SOSIOLOGI MORTALITAS
Studi mortalitas dilaksanakan berdasarkan data yang diperoleh secara langsung dari penduduk, yaitu melalui catatan-catatan kematian yang ada di badan -badan pengelola kesehatan atau badan pemerintah. Tetapi, data seperti ini sangat langka diperoleh serta masih memiliki kekurangan kelengkapan dan kecermatan data. Kesalahan yang paling sering terjadi adalah kesalahan dalam pelaporan umur anak ketika meninggal adalah kecenderungan ibu untuk melaporkan kematian anak tidak sesuai dengan aturan survey.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa walaupun kesalahan pelaporan umur ketika meninggal mungkin mempengaruhi hasil perhitungan estimasi kematian bayi dan anak, suatu studi simulasi menggunakan data DHS menunjukkan bahwa kesalahan tersebut hanya akan mempengaruhi hasil perhitungan sebesar kurang dari 5 persen. Karena kekurangan – kekurangan tersebutlah maka tidak mengherankan studi mortalitas selama ini menggunakan metode perkiraan tidak langsung seperti metode Brass, Sullivan, Trussell, Preston, Palloni dan lainnya.
Metode tidak langsung merupakan suatu cara yang ditempuh untuk menanggulangi keterbatasan kelengkapan data tadi dengan menggunakan berbagai asumsi. Kelengkapan penggunaan asumsi merupakan tuntutan utama dari pemakaian metode estimasi mortalitas. Mungkin, karena alasan – alasan inilah maka kebanyakan studi mortalitas di Indonesia masih terbatas pada pembahasan metode estimasinya.
Angka kematian Bayi dan Anak, khususnya bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial – ekonomi orang tua si bayi. Angka kematian bayi dan anak disamping berguna untuk memantau dan mengevaluasi keberhasilan program di bidang kesehatan, juga dapat digunakan sebagai pengukur situasi demografi dan sebagai masukan dalam perhitungan proyeksi penduduk. Selain itu, angka kematian bayi juga dipakai untuk mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai resiko kematian tinggi.
KAJIAN SOSIOLOGI MORTALITAS
Thanatologi adalah ilmu jaman Yunani yang mempelajari tentang proses mati dan kematian (death and dying).
1. Batasan Kematian
Batasan Kematian dari beberapa dimensi
1) Kematian Sosiologis (Social Death)
Social deaht is based on another’s failure to recognise a person being among the living.
2) Psychological Death
a) Refers to a state where self awareness is absent, or when people are confused, disoriented, and only denily aware of what is going on around them.
b) State where individual no longer corside themselves to be living people (depersonalization)
2. Perspektif Kematian
1) Biologis
Genetic biologis merupakan kunci program semua kehidupan organisme sampai kematian. Female cenderung hidup lebih lama dibanding male setiap spesies. (Shock, 1977)
2) Sosiologis
Proses mati dan kematian tidak sama yang ditinjau aspek biologis. Melainkan proses mati dan kematian tergantung pada relasi seseorang dalam kehidupan sesama.
Kematian berdampak pada persepsi individu yang berbeda-beda. Sebagian memandang kematian dianggap senagai peristiwa yang sangat penting dan menakutkan, individu memandang kematian sebagai proses alami belaka. Perbedaan persepsi ini mengakibatkan sikap dan perilaku yang berbeda setiap individu dalam menghadapi kematian. Manusia senagai makhluk sosial-budaya, menyikapi kematian hanya menjadi mementum singkat peralihan dari dunia fisik ke dunia metafisika. Setelah mati secara fisiologis, manusia memasuki hidup tanpa materi, yaitu kehidupan roh.
Sosiologis Kematian
Sosiologi kematian akan mengintegrasikan banyak segi yang berhubungan dengan kematian dan masyarakat. Sehingg diharapkan dapat memecahkan dilema tentang sistem mati dalam masyarakat, yang berbeda dan bervariasi kebudayaan. Dengan mengkaji kepercayaan, sikap dan perilaku proses mati dari macam-macam kebudayaan ahli-ahli antropologi berusaha emunculkan dimensi-dimensi umum tentang kematian. Kepercayaan dan sikap masyarakat berpengaruh pada proses kematian. Proses mati dan kematian menjadi kategori budaya universal, tetapi ritual kematian beraneka ragam. Perilaku kematian bertujuan untuk memelihara keberaturan dan kesinambungan sosial.
Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ketidaksamaan sosial dan Kematian
Ketidaksamaan sosial (social inequality) dapat ditemukan dalam masyarakat, yaitu diferensiasi dan stratifikasi sosial, dengan beraneka ragam. Ketidaksamaan sosial dibentuk dari komponen ekonomi, pekerjaan, prestise, kewenangan lebih dari itu, ketidaksamaan sosial memberikan konsekuensi sikap tindak, dan kualitas (fisik & psikologis) yang berkembang tumbuhnya jurang pemisah (gap) antara golongan sosial atas-bawah.
Perbedaan mortalitas antar golongan kaya dan miskin, angka kematian golongan miskin lebih tinggi dibanding golongan kaya. Demikian pula status sosial berpengaruh terhadap angka kematian. Kecenderungan menunjukkan, terdapat hubungan terbalik antar status sosial dengan angka kematian. Tetapi perlu dicermati secara kritis, bahwa variabel sosial bukan variabel determinan langsung terhadap mortalitas. Dalam hal ini, variabel sosial memberi dampak kondisional individu yang dapat menaikkan atau menurunkan mortalitas. Kematian orang miskin, tidak disebabkan variabel kematian, tetapi karena orang miskin kurang makan. Demikian pula, hendaknya mortalitas bagi status sosial atas dipengaruhi langsung oleh tingginya tingkat kebutuhan hidup.
UKURAN MORTALITAS
Ukuran mortalitas yang paling umum adalah angka kematian kasar (AKK). Angka kematian kasar dipengaruhi oleh komposisi penduduk menurut umur. Untuk kondisi Indonesia dengan struktur umur penduduk relatif muda, angka kematian kasar banyak dipengaruhi oleh tingkat kematian anak, terutama yang berumur dibawah 1 tahun. Angka Kematian Kasar ialah jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
1. Angka kematian kasar (Crude Death Rate = CDR)
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.
Rumusnya:

Contoh soal:
Jumlah penduduk Jakarta pertengahan tahun 2000 berjumlah 11.000.000 orang. Pada tahun tersebut terdapat kematian 200.000 orang.
Hitung berapa angka kematian kasarnya!
Penyelesaian soal:

CDR 18 artinya tiap 1000 penduduk terdapat kematian 18 jiwa dalam waktu satu tahun.
Penggolongan angka kematian kasar adalah:
- Rendah, jika angka kematian 9 – 13.
- Sedang, jika angka kematian 14 – 18.
- Tinggi, jika angka kematian lebih dari 18.
2. Angka kematian khusus menurut umur tertentu
(Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka ini dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.
Rumusnya:

3. Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Rumusnya:

Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
- Rendah, jika IMR antara 15-35.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.



Created by : Meida-Suswandari Sos-Ant
From; berbagai sumber

Tidak ada komentar: